Khotbah Jum'at Masjid Fesbuqiyah
Dalam sejarah Islam, masa kekhalifahan yang sebenarnya itu cuma ada di masa khulafaurrasyidin, Setelah nabi Muhammad meninggal, sesepuh umat Islam Madinah memilih secara musyawarah Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Saat itu pendukung Ali bin Abi Thalib sebenarnya tidak puas, karena mereka beranggapan bahwa Ali menantu nabi Muhammad lah yang berhak memimpin umat. Namun Ali akhirnya menerima Abu Bakar sebagai khalifah, karena bagi Ali persatuan umat lebih penting daripada sekedar jabatan khalifah.
Setelah Abu Bakar meninggal, musyawarah memutuskan Umar bin Khatab yang menjadi khalifah. Umar adalah khalifah yang tegas dan ditakuti, namun hidupnya juga sangat sederhana seperti Abu Bakar. Banyak administrasi pemerintahan jenis baru yang dilakukan Umar termasuk konsep welfare state dimana kas negara (baitul maal) digunakan untuk membantu orang-orang miskin dan terpinggirkan. Umar dibunuh oleh orang Iran yang tidak rela daerahnya dikuasai oleh tentara Muslim, karena Iran dimasa itu memang bukan wilayah muslim dan mayoritas beragama Zoroaster, Mani, dsb.
Setelah Umar terbunuh, Utsman bin Affan dijadikan sebagai khalifah berikutnya, Utsman adalah khalifah yang kaya, sehingga hidupnya tidak sesederhana khalifah sebelumnya. Bahkan dimasa pemerintahannya, mulai dibangun istana untuk khalifah di Madinah walaupun bukan dibayar negara tapi dari uangnya sendiri. Di masa Utsman, banyak wilayah muslim yang memberontak, termasuk diantaranya Mesir. Dari pemberontak Mesir yang datang menyerang Madinah inilah akhirnya Utsman terbunuh. Namun bukan karena Utsman kalah kekuatan, namun karena dia tidak mau menyerang para pemberontak itu karena dianggapnya akan memecah persatuan umat. Kelemahan Utsman yang terutama adalah nepotisme, banyak kepemimpinan diserahkan kepada klan nya yaitu Bani Umayyah, yang pada saatnya nanti akan meracun cucu Nabi Muhammad Hasan dan memenggal Husein.
Setelah Utsman terbunuh, musyawarah tetua umat Islam termasuk para pemberontak memilih Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah selanjutnya. Pada awalnya Ali tidak mau menjadi khalifah, karena dia tidak setuju atas beberapa peraturan khalifah sebelumnya. Namun akhirnya dia menerima untuk menjadi Khalifah. Di masa pemerintahan Ali, Fitnah pertama terjadi, perpecahan besar umat Islam yang akhirnya menjadi Sunni, Syiah, dan Ibadi(Khawarij). Orang-orang Sunni pada dasarnya adalah yang setuju atas pemerintahan Muawiyah, alias pemberontak atas khalifah Ali, walaupun di masa-masa selanjutnya semua orang yang netral pun menjadi Sunni. Kelompok pecahan kedua adalah Syiah, dimana mereka hanya menganggap Ali yang pantas memimpin umat Islam dan juga keturunannya karena mereka punya darah nabi Muhammad. Dan pecahan ketiga adalah Ibadi (Khawarij) yang menentang Sunni dan Syiah dan menganggap keduanya kafir dan pantas dibunuh. Dan akhirnya kaum Khawarij inilah yang akhirnya bisa membunuh Ali bin Abi Thalib, dimana kemudian kaum Sunni dibawah Muawiyah mengambil alih kekhalifahan dan memindahkan pusat pemerintahan menjauh dari Madinah.
Setelah periode Khulafaurrasyidin ini, sebenarnya selesai sudah jaman Khalifah, karena pemilihan pemimpin sama sekali tidak melalui musyawarah , namun berdasarkan keturunan. Nabi Muhammad tidak pernah menganjurkan bahwa keturunannya menjadi pemimpin, oleh karena itu seluruh khalifah Islam setelah Khulafaurrasyidin dari dinasti Umayyah, Abbasiyah, sampai Utsmaniyah termasuk Mughal dan raja-raja Indonesia muslim sebenarnya sama sekali bukan khalifah, tapi raja-raja yang kebetulan beragama Islam.
Tentunya jangan berharap bahwa sultan-sultan muslim akan berbuat seperti khulafaurrasyidin, dan jangan pula berharap akan ada daulah islamiyah di masa kini. Karena memang sejak dahulu kala Islam hanya dijadikan alasan untuk berkuasa, ulama-ulama adalah gedibal raja yang memakai ayat-ayat dan memalsu hadits untuk membenarkan sang raja. Bahkan di masa Khulafaurrasyidin pun perpecahan besar sudah mulai ada dan akhirnya terwarisi oleh umat Islam saat ini yang masih selalu ribut dan bunuh-bunuhan antara Sunni dan Syiah, dimana kaum Khawarij terpinggirkan dan hanya ada di kerajaan Oman.
Khulafaurrasyidin adalah para pemimpin yang relatif sangat jujur dan sederhana, dan pemilihan berdasarkan musyawarah serta keengganan mereka untuk berkuasa hanya untuk sekedar berkuasalah yang patut dicontoh. Dan betapa itu sangat jauh berbeda dengan semua raja-raja Islam dan pemimpin Islam setelah itu sampai masa modern ini sangatlah terlihat. Sejarah Khulafaurasyidin adalah peringatan buat umat Islam sekarang untuk berhati-hati dengan kekuasaan, dan apalagi para pemimpin politik yang membawa nama agama. Dan sejarah juga membuktikan, negara yang berdasarkan agama akan sangat mudah terpecah karena interpretasi teks agama yang bisa sangat berbeda-beda. Jadi warisan perpecahan yang sudah ribuan tahun itu harus diakhiri, dan umat Islam perlu menerima format baru kepemimpinan yang demokratis dimana negara berdasarkan kesetaraan atas semua agama dan golongan tanpa ada perbedaan sedikitpun.
Was War Way Waz Wab
Dalam sejarah Islam, masa kekhalifahan yang sebenarnya itu cuma ada di masa khulafaurrasyidin, Setelah nabi Muhammad meninggal, sesepuh umat Islam Madinah memilih secara musyawarah Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Saat itu pendukung Ali bin Abi Thalib sebenarnya tidak puas, karena mereka beranggapan bahwa Ali menantu nabi Muhammad lah yang berhak memimpin umat. Namun Ali akhirnya menerima Abu Bakar sebagai khalifah, karena bagi Ali persatuan umat lebih penting daripada sekedar jabatan khalifah.
Setelah Abu Bakar meninggal, musyawarah memutuskan Umar bin Khatab yang menjadi khalifah. Umar adalah khalifah yang tegas dan ditakuti, namun hidupnya juga sangat sederhana seperti Abu Bakar. Banyak administrasi pemerintahan jenis baru yang dilakukan Umar termasuk konsep welfare state dimana kas negara (baitul maal) digunakan untuk membantu orang-orang miskin dan terpinggirkan. Umar dibunuh oleh orang Iran yang tidak rela daerahnya dikuasai oleh tentara Muslim, karena Iran dimasa itu memang bukan wilayah muslim dan mayoritas beragama Zoroaster, Mani, dsb.
Setelah Umar terbunuh, Utsman bin Affan dijadikan sebagai khalifah berikutnya, Utsman adalah khalifah yang kaya, sehingga hidupnya tidak sesederhana khalifah sebelumnya. Bahkan dimasa pemerintahannya, mulai dibangun istana untuk khalifah di Madinah walaupun bukan dibayar negara tapi dari uangnya sendiri. Di masa Utsman, banyak wilayah muslim yang memberontak, termasuk diantaranya Mesir. Dari pemberontak Mesir yang datang menyerang Madinah inilah akhirnya Utsman terbunuh. Namun bukan karena Utsman kalah kekuatan, namun karena dia tidak mau menyerang para pemberontak itu karena dianggapnya akan memecah persatuan umat. Kelemahan Utsman yang terutama adalah nepotisme, banyak kepemimpinan diserahkan kepada klan nya yaitu Bani Umayyah, yang pada saatnya nanti akan meracun cucu Nabi Muhammad Hasan dan memenggal Husein.
Setelah Utsman terbunuh, musyawarah tetua umat Islam termasuk para pemberontak memilih Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah selanjutnya. Pada awalnya Ali tidak mau menjadi khalifah, karena dia tidak setuju atas beberapa peraturan khalifah sebelumnya. Namun akhirnya dia menerima untuk menjadi Khalifah. Di masa pemerintahan Ali, Fitnah pertama terjadi, perpecahan besar umat Islam yang akhirnya menjadi Sunni, Syiah, dan Ibadi(Khawarij). Orang-orang Sunni pada dasarnya adalah yang setuju atas pemerintahan Muawiyah, alias pemberontak atas khalifah Ali, walaupun di masa-masa selanjutnya semua orang yang netral pun menjadi Sunni. Kelompok pecahan kedua adalah Syiah, dimana mereka hanya menganggap Ali yang pantas memimpin umat Islam dan juga keturunannya karena mereka punya darah nabi Muhammad. Dan pecahan ketiga adalah Ibadi (Khawarij) yang menentang Sunni dan Syiah dan menganggap keduanya kafir dan pantas dibunuh. Dan akhirnya kaum Khawarij inilah yang akhirnya bisa membunuh Ali bin Abi Thalib, dimana kemudian kaum Sunni dibawah Muawiyah mengambil alih kekhalifahan dan memindahkan pusat pemerintahan menjauh dari Madinah.
Setelah periode Khulafaurrasyidin ini, sebenarnya selesai sudah jaman Khalifah, karena pemilihan pemimpin sama sekali tidak melalui musyawarah , namun berdasarkan keturunan. Nabi Muhammad tidak pernah menganjurkan bahwa keturunannya menjadi pemimpin, oleh karena itu seluruh khalifah Islam setelah Khulafaurrasyidin dari dinasti Umayyah, Abbasiyah, sampai Utsmaniyah termasuk Mughal dan raja-raja Indonesia muslim sebenarnya sama sekali bukan khalifah, tapi raja-raja yang kebetulan beragama Islam.
Tentunya jangan berharap bahwa sultan-sultan muslim akan berbuat seperti khulafaurrasyidin, dan jangan pula berharap akan ada daulah islamiyah di masa kini. Karena memang sejak dahulu kala Islam hanya dijadikan alasan untuk berkuasa, ulama-ulama adalah gedibal raja yang memakai ayat-ayat dan memalsu hadits untuk membenarkan sang raja. Bahkan di masa Khulafaurrasyidin pun perpecahan besar sudah mulai ada dan akhirnya terwarisi oleh umat Islam saat ini yang masih selalu ribut dan bunuh-bunuhan antara Sunni dan Syiah, dimana kaum Khawarij terpinggirkan dan hanya ada di kerajaan Oman.
Khulafaurrasyidin adalah para pemimpin yang relatif sangat jujur dan sederhana, dan pemilihan berdasarkan musyawarah serta keengganan mereka untuk berkuasa hanya untuk sekedar berkuasalah yang patut dicontoh. Dan betapa itu sangat jauh berbeda dengan semua raja-raja Islam dan pemimpin Islam setelah itu sampai masa modern ini sangatlah terlihat. Sejarah Khulafaurasyidin adalah peringatan buat umat Islam sekarang untuk berhati-hati dengan kekuasaan, dan apalagi para pemimpin politik yang membawa nama agama. Dan sejarah juga membuktikan, negara yang berdasarkan agama akan sangat mudah terpecah karena interpretasi teks agama yang bisa sangat berbeda-beda. Jadi warisan perpecahan yang sudah ribuan tahun itu harus diakhiri, dan umat Islam perlu menerima format baru kepemimpinan yang demokratis dimana negara berdasarkan kesetaraan atas semua agama dan golongan tanpa ada perbedaan sedikitpun.
Was War Way Waz Wab
- 155 orang menyukai ini.
- Muhammad Amin Yang tidak mau belajar sejarah hanya akan mengulangi kesalahan sejarah, masuk lubang yang sama berkali2 katanya Mbah Roma Irama Kang Dwikoen hehhee
- Yurgen Alifia Statusmu yang ini menarik. Mungkin kalau aku boleh sedikit koreksi, Umar tidak diangkat secara musyawarah, ia ditunjuk oleh Abu Bakar untuk meneruskan kekhalifahan.
- Muhammad Amin Betul, lebih tepatnya ditunjuk kalau Umar, namun tetap atas persetujuan Anshar dan Muhajirin juga, makanya tidak ada pemberonntakan internal atas Umar.
- Yurgen Alifia Oh iya, Ali tidak menerima kepemimpinan Abu Bakar hingga Fatimah wafat atau enam bulan setelah Abu Bakar declare sebagai khalifah. Alasannya benar, untuk persatuan umat. Selain itu, mungkin aku lebih sepakat bahwa terpecahnya Sunni-Syiah itu terjadi se...Lihat Selengkapnya
- Muhammad Amin Intinya sih menurutku baik Syiah yang ngotot Ali harus jadi pemimpin ataupun Sunni yang malah jadi gedibal Umayyah dan juga Khawarij yang mengkafirkan keduanya adalah permasalahan politik belaka yang dicampur aduk dengan agama. Tidak perlu terjadi lagi di dunia ini, Islam dan Kristen adalah contoh paling wahid dimana agama cuma jadi alat politik para raja-raja.
- Yurgen Alifia Saya sepakat bahwa Sunni dan Syiah harus menggeser ketidaksepahaman politik mereka dan bersatu ^^
- Lina Rosinta Mengutip : "Jadi warisan perpecahan yang sudah ribuan tahun itu harus diakhiri, dan umat Islam perlu menerima format baru kepemimpinan yang demokratis dimana negara berdasarkan kesetaraan atas semua agama dan golongan tanpa ada perbedaan sedikitpun " --> semoga
- Hendy Unggul Soal Sunni-Syiah dulu soal politik kekuasaan, sekarang sudah menjadi soal aqidah yang dipandang berbeda...bahkan yang membenci Syiah mungkin juga nggak ngerti syiah itu apa?
secara ekstrim hak mereka menolak hadits yang tak bersumber dari ahlul bait karena Sunni pun praktis tidak merujuk ke Ali tapi lebih memilih pada Abu hurairah.... - El Hadie paragraf kedua : "Setelah Umar meninggal, musyawarah memutuskan Umar bin Khatab yang menjadi khalifah..."
- Maksum Fathoni klo menurut sy sih,meski ada sosok pemimpin yg sederhana,dan santun untuk bisa membangun suatu pemerintahan,seperti di mana Rosul membangun suatu pemerintahan sebelum Khulafaur Rasyidin,...maksud sy cara berdakwahnya yg steril materialistis,..kalo' but...Lihat Selengkapnya
- Melvin Andrian Tanjung menarik ! Tp coba kritisi juga pertemuan di saqifah itu yg sgt politis dan hasrat ingin berkuasa, maaf tdk bermaksud menyinggung pihak manapun..
- Laili Cahaya saya setuju jika para " sahabat" nabi pada haus kekuasaan... sdgkn kitab sunni dan syiah sendiri sdh mengakui jika imam ali lah penerus kepemimpinan islam selanjutnya stlh wafatnya rasul..tp kenyataannya? imam Ali lbh banyak mengalah dan lbh banyak di ...Lihat Selengkapnya
- Kang Doel Sebaliknya....sunny disebutkan sebagai kelompok yg mendukung muawiyyah itu perli dikoreksi....setahu saya sunny pada masa itu belum terbentuk sbg sebuah komunitas, sunny itu komunitas yg tidak memihak pada ali atau muawiyyah dan tidak memusuhi mereka....sunny itu tetap konsist bahwa pertikaian politis antar sahabat itu hasil ijtihadiyah beliau dengan tanpa menyalahkan masing2 personal sahabat. Sunny menilai semua shabat nabi tetap wajib dihormati tanpa ada diskredit dan diskriminasi terhadap masing2 personal sahabat, tidak terkecuali ali dan muawiyyah yg bertikai.....
Karena jika dikatakan sunny dibelakang muawiyah akan muncul image bahwa sunny anti terhadap ali bin abi tahalib (radliyallohu anhum ajma'iin)....
No comments:
Post a Comment