Sunday, 28 December 2014

Jaman dimana informasi tersedia begitu luas, ada film Sultan Sulaiman yang punya selir banyak

Jaman dimana informasi tersedia begitu luas, ada film Sultan Sulaiman yang punya selir banyak dan banyak pejabat korupsi saja marah-marah. Padahal kenyataannya bisa lebih parah dari itu, Sultan Sulaiman itu istrinya puluhan yang tentunya melanggar larangan Quran, ketika dia menjajah daerah baru, anak-anak mudanya dikebiri lalu dipaksa masuk Islam dan dijadikan tentara dan administrator kerajaan. Lalu apakah Sultan Sulaiman buruk? buruk menurut standar jaman sekarang, di jaman itu Sultan Sulaiman masih termasuk paling bagus dibandingkan dengan raja-raja Eropa Kristen karena dia mendirikan sekolah dimana-mana, mayoritas yang dijajah tidak dipaksa masuk Islam, dan dia suka puisi dan literatur, administrasi pajak dan pemerintahanya pun cukup maju.
Kalau mau jujur, yang namanya khilafah itu tidak pernah ada sejak terbunuhnya Khulafaurrasyidin, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, dan Khalifah Ali. Khulafaurrasyidin itu dipilih secara musyawarah, berbeda sekali dengan raja-raja Islam setelahnya yang cuma ngaku khalifah tapi pemilihannya tidak berdasarkan musyawarah sama sekali tapi berdasarkan keturunan, termasuk Sultan Sulaiman yang terbiasa di lingkungan kesultanan Ottoman yang bunuh-bunuhan untuk menjadi raja. Anak-anak Sultan Sulaiman semuanya dibunuh kecuali satu yang akan menjadi penggantinya, termasuk anaknya yang paling berbakat bernama Mustafa.
Jadi sebelum teriak-teriak kaya orang bego, belajarlah sejarah. Umat Islam itu telah ditipu ribuan tahun oleh raja-raja tamak yang mengaku khalifah, bahkan khalifah yang pertama-tama setelah Khulafaurasyidin dengan bangganya meracun cucu nabi Muhammad bernama Hasan dan memenggal kepala cucu nabi bernama Husein. Ini sejarah terbuka yang celakanya tidak pernah dipelajari sehingga mayoritas umat Islam cuma jadi kambing cengok ditipu oleh kekuasaan yang korup. Sejarah itu salah satu guru terbaik, siapapun yang tidak belajar dari sejarah akan jatuh di kubangan kelam yang sama berkali-kali.

No comments:

Post a Comment